GORONTALO - Seiring dengan berkembangnya berbagai pengetahuan khususnya dibidang Sastra Indonesia, mendorong Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia senantiasa mengupgrade berbagai perkembangan pengetahuan kepada mahasiswanya. Salah satu wadah yang dimanfaatkan kali ini melalui kegiatan diskusi-diskusi ilmiah tentang perkembangan sastra, yang dibalut dalam kegiatan Bincang Sastra, Kamis (13/4),.

Diskusi tentang perkembangan sastra yang dilaksanakan di halaman gedung Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tersebut, melibatkan seluruh mahasiswa dari setiap angkatan. Pemateri yang dihadirkan juga merupakan Profesor dibidang Sastra Indonesia yakni Prof. Dr. Nani Tuloli, M.Pd, serta Prof. Dr. Karmin Baruwadi, M.Pd,.

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Prof. Dr. Supriyadi, M.Pd, mengungkapkan, bincang sastra menjadi salah satu wadah yang dimanfaatkan untuk memberikan pencerahan akan perkembangan ilmu sastra. Terlebih dengan pesatnya perkembangan ilmu sastra, menuntut setiap Individu untuk mampu mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan tentang sastra itu sendiri.

"Perkembangan ilmu sastra moderen sudah banyak berkembang. Sehingga wadah bicang sastra sangat penting untuk menambah pengetahuan melalui diskusi-diskusi menarik tentang ilmu sastra saat ini," ungkap Prof. Supriyadi.

Selain untuk berdiskusi terkait perkembangan ilmu sastra, kegiatan bincang sastra juga menjadi momen memperingati kejayaan karya sastrawan Indonesia Chairil Anwar, yang karyanya sudah sangat mendunia.

"Ini juga sebagai wadah mendorong motivasi mahasiswa untuk mengikuti jejak Chairil Anwar, untuk melahirkan karya sastra yang menarik dan berkualitas. Sehingga dapat membantu mendukung kemampuannya di bangku kuliah maupun tugas mereka sebagai seorang guru sastra," terangnya.

Bincang Sastra yang digagas merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Konser Sastra tahun 2017 oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dimana selain bincang sastra, beberapa kegiatan lainnya juga dilakukan seperti aksi amal berupa Donor darah, pementasan drama, puisi serta monolog.

"Konser sastra tahun ini juga berupaya melestarikan adat masyarakat Gorontalo berupa pentas pantun dalam berbahasa daerah Gorontalo (Pandungi)," pungkas Ketua HMJ Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Andre Bastian. (wahid)