GORONTALO - Dukungan dalam pengembangan Provinsi Gorontalo menuju daerah yang mandiri, coba digagas mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Negeri Gorontalo. Salah satunya dengan menghimpun gagasan dari para pakar dan akademisi, melalui forum Hulonthalo Berdialog, Kamis (30/11), di Auditorium UNG.

Dialog yang fokus mengupas topik akselarasi pembangunan daerah menuju Gorontalo mandiri, melibatkan para pimpinan daerah maupun Kabupaten/Kota di Prov. Gorontalo, Kalangan Akademisi dan Organisasi Kepemudaan.

Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen Moh. Fahri Kuna, selaku penggagas dialog mengungkapkan, pelaksana dialog dilakikan untuk meningkatkan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Prov. Gorontalo, melalui peningkatan ekonomi dan peningkatan lapangan kerja.

Salah satu sasaran dialog kata Fahri, yakni penguatan ekonomi rakyat, menciptakan keamanan dan kestabilan perekonomian, meningkatkan perekonomian berbasis kerakyatan serta meningkatkan peran pemuda dalam menggenjot perekonomian daerah.

"Sasaran ini ingin kita wujudkan bersama, dan mahasiswa Manajemen ingin ikut berkontribusi menggagas percepatan pembangunan daerah salah satunya melalui dialog ini," ujarnya.

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Prof. Dr. Ir. Syarwani Canon, M.Si, menuturkan, dalam pembangunan akselarasi pembangunan daerah yang mandiri membutuhkan dukungan dari seluruh masyarakat, baik itu melalui dukungan secara langsung serta melalui bentuk ide dan gagasan sebagai bahan referensi pemerintah Implementasi program strategis pembangunan.

Upaya akselarasi sendiri kata Prof. Syarwani, sudah harus dilakukan oleh pemerintah daerah dalam menggenjot pembangunan diberbagai sektor khususnya bidang ekonomi. Akselarasi tersebut harus dilakukan untuk mengimbangi perubahan zaman yang berdampak pada perubahan dimasyarakat baik itu meliputi sektor ekonomi dan lainnya.

"Apa yang dihasilkan dalam forum ini, kita harapkan mampu menghasilkan sebuah rekomendasi yang dapat digunakan oleh Pemerintah dalam mewujudkan upaya akselarasi menuju daerah yang mandiri," harapannya. (wahid)