Kembangkan Losion Anti Nyamuk Dari Daun Kemangi

GORONTALO - Mahasiswa peserta kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui program kuliah kerja sibermas periode I tahun 2016, yang bertugas di Desa Wonggahu Kabupaten Boalemo, berhasil Mengembangkan Lotion Anti Nyamuk menggunakan bahan alami dengan memanfaatkan bahan baku utama daun kemangi. Lotin anti nyamuk yang diberi nama natural insect repellent body lotion berbahan daun kemangi bahkan menjadi salah satu program inti dalam KKS mahasiswa di desa tersebut.

Pengembangan Losion Anti Nyamuk sebagai program inti kata Ketua Koordinator Desa (Kordes) Wonggahu Budiman Andilasimpala, sebagai upaya pemberian pengetahuan kepada masyarakat terkait langkah preventif yang cukup praktis dan mudah dalam pencegahan terinfeksinya penyakit demam berdarah melalui gigitan nyamuk. Terlebih beberapa waktu kemarin, penyakit DBD sempat mewabah di Provinsi Gorontalo, dan sempat menginfeksi banyak masyarakat.

Dijelaskam Budiman, dipilihnya daun kemangi sebagai bahan utama karena, daun tersebut mengandung senyawa yang dapat menjadi menolak nyamuk. Selain itu, Desa Wonggahu juga merupakan daerah yang melimpah tanaman daun kemangi, bahkan disetiap Rumah masyakat memiliki tanaman tersebut.

"Kami memanfaatkan potensi tanaman yang dimiliki masyarakat untuk dapat digunakan masyarakat dalam pencegahan penyakit khususnya DBD yang beberapa waktu lalu mewabah," ungkap Budiman.

Untuk pembuatan Losion Anti Nyamuk termasuk cukup mudah, karena selain menggunakan bahan yang mudah diperoleh di lingkungan masyarakat, campurannya pun tidak menggunakan bahan yang banyak. Tatacara pembuatannya cukup dengan menghaluskan daun kemangi, kemudian diperas untuk diambil hasil air perasan tersebut. Selanjutnya dicampurkan dengan susu pembersih serta minyak telon.

"Nantinya losion anti nyamuk yang dihasilkan akan memberikan aroma hangat, dan terasa nyaman untuk dipakai," jelasnya.

Karena menggunakan bahan alami, pemakaiannya tidak akan menimbulkan alergi maupun iritasi pada kulit, bahkan Losion ini pun aman untuk digunakan pada anak-anak.

"Produk ini hanya tahan jika disimpan selama 14 hari saja, dan telah kami ini uji coba secara langsung kepada masyarakat desa Wonggahu," tandasnya. (wahid)