Rektor: Jangan Disikapi Secara Berlebihan

GORONTALO – Rektor Universitas Negeri Gorontalo Prof. Dr. Syamsu Qamar Badu, M.Pd, meminta kepada seluruh mahasiswa penerima Bidikmis untuk tidak menyikapi secara berlebihan jika terjadi keterlambatan dalam penerimaan dana beasiswa setiap semesternya.

“Mahasiswa harusnya bisa bersabar dalam menyikapi keterlambatan penerimaan beasiswa, jangan justru membuat bermacam keluhan yang justru dikhawatirkan menimbulkan kerugian bagi mahasiswa itu sendiri,” ungkap Rektor dihadapan mahasiswa dan orang tua mahasiswa penerima Bidikmisi UNG, Sabtu (17/10).

Dicontohkan Rektor, dikarenakan keterlambatan terdapat oknum mahasiswa bahkan orang tua yang mengeluhkan keterlambatan tersebut kepada Pimpinan Daerah baik itu Gubernur maupun Bupati. Langkah tersebut dinilai kurang tepat karena Pemerintah daerah tidak mengetahui secara jelas permasalahan dari Bidikmisi itu sendiri.

“Pemberian dana Bidikmisi dikelola langsung pemerintah pusat, pemerintah daerah daerah tidak memiliki wewenang dalam proses pencairannya. Salah satu cara yang harus dilakukan adalah bersabar menunggu,” terannya.

Pihak kampus pun kata Rektor, tidak akan mungkin menahan proses pencairan dana beasiswa tersebut dikarenakan seluruh penyaluran dana beasiswa dikirimkan langsung Pemerintah ke rekening masing-masing penerima tanpa lagi singgah ke rekening kampus.

“Jangan pernah berpikir bahwa kampus sengaja menahan proses pencairan berasiswa ini, karena beasiswa ini diberikan langsung ke rekening masing-masing mahasiswa tanpa adanya campur tangan kampus,” tegasnya.

Menurutnya dibandingkan memusingkan kapan waktu pencairan beasiswa, seharusnya mahasiswa Bidikimisi fokus dalam kegiatan perkuliahan yang sedang mereka hadapi. Jangan sampai permasalahan keterlambatan tersebut mengganggu konsentrasi yang berdampak pada prestasi akademik mahasiswa.

“Intinya tetap fokus dalam perkuliahan sembari bersabar menunggu proses penyaluran beasiswa tersebut. Karena cepat atau lambat beasiswa tersebut akan tetap diberikan kepada mahasiswa bersangkutan,” pungkasnya. (wahid)